Monday, 24 November 2014

PENYIMPANGAN SOSIAL




Nama                   : Khadijah Qurota’ Ain

Kelas                    : 1IA17

NPM                    : 5D414326

Mata Kuliah         : lmu Sosial Dasar

Dosen                   : Pipit Fitriyah




Perilaku Penyimpangan Sosial

Perilaku penyimpangan (deviasi sosial) adalah semua bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang ada. Perilaku penyimpangan dapat terjadi di mana saja, baik di keluarga maupun di masyarakat.

Menurut G. Kartasaputra, perilaku penyimpangan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang tidak sesuai atau tidak menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, baik yang dilakukan secara sadar ataupun tidak.

             
       Penyimpangan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dilihat berdasarkan kadar penyimpangannya dan dilihat berdasarkan pelaku penyimpangannya.
a)    Berdasarkan Kadar Penyimpangan
1.    Penyimpangan primer
      Penyimpangan primer disebut juga penyimpangan ringan.Para pelaku penyimpangan ini umumnya tidak menyadari bahwa dirinya melakukan penyimpangan.
      Penyimpangan primer dilakukan tidak secara terus menerus (insidental saja) dan pada umumnya tidak begitu merugikan orang lain, misalnya mabuk saat pesta, mencoret-coret tembok tetangga, ataupun balapan liar di jalan. Penyimpangan jenis ini bersifat sementara (temporer), maka orang yang melakukan penyimpangan primer, masih dapat diterima oleh masyarakat.

2.    Penyimpangan sekunder
      Penyimpangan sekunder disebut juga penyimpangan berat. Umumnya perilaku penyimpangan dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang dan terus menerus meskipun pelakunya sudah dikenai sanksi.
      Bentuk penyimpangan ini mengarah pada tindak kriminal, seperti pembunuhan, perampokan, dan pencurian. Penyimpangan jenis ini sangat merugikan orang lain, sehingga pelakunya dapat dikenai sanksi hukum atau pidana.
b)    Berdasarkan Pelaku Penyimpangan
1.    Penyimpangan individu (individual deviation)
      Penyimpangan jenis ini dilakukan secara perorangan tanpa campur tangan orang lain.
      Contohnya seorang pejabat yang korupsi, oknum polisi yang melakukan pemerasan terhadap individu yang memiliki suatu kasus, suami atau istri yang selingkuh, dan anak yang durhaka terhadap orang tua.
      Dilihat dari kadarnya penyimpangan perilaku yang bersifat individual, menyebabkan pelakunya mendapat sebutan seperti pembandel, pembangkang, pelanggar, bahkan penjahat.


2.    Penyimpangan kelompok (group deviation)
      Penyimpangan jenis ini dilakukan oleh beberapa orang yang secara bersama-sama melakukan tindakan yang menyimpang.
      Contohnya pesta narkoba yang dilakukan kelompok satu geng, perkelahian massal yang dilakukan antarkelompok suku, ataupun pemberontakan.
      Penyimpangan kelompok biasanya sulit untuk dikendalikan, karena kelompok - kelompok tersebut umumnya mempunyai nilai-nilai serta kaidah-kaidah sendiri yang berlaku bagi semua anggota kelompoknya.

Sikap fanatik yang dimiliki setiap anggota terhadap kelompoknya menyebabkan mereka merasa tidak melakukan perilaku yang menyimpang.
Penyimpangan kelompok lebih berbahaya daripada penyimpangan individu.

3.    Penyimpangan campuran (mixture of both deviation)
      Penyimpangan campuran diawali dari penyimpangan individu. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, pelaku individu tsb dapat memengaruhi orang lain, sehingga ikut melakukan tindakan menyimpang seperti halnya dirinya.
      Contoh penyimpangan campuran adalah sindikat narkoba, sindikat uang palsu, ataupun demonstrasi yang berkembang menjadi amuk massa.


       Dilihat dari sifatnya, penyimpangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyimpangan sosial yang bersifat positif dan yang bersifat negatif.
a.    Penyimpangan yang Bersifat Positif
            Penyimpangan yang bersifat positif merupakan suatu bentuk penyimpangan atau perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku, tetapi mempunyai dampak positif terhadap dirinya maupun masyarakat.
            Penyimpangan ini memberikan unsur inovatif dan kreatif sehingga dapat diterima oleh masyarakat, meskipun caranya masih belum umum atau menyimpang dari norma yang berlaku.

Misalnya, pada masyarakat yang masih tradisional, perempuan dianggap tabu apabila  turut melakukan aktivitas atau menjalani profesi yang umum dilakukan oleh laki-laki seperti berkarir di bidang politik, menjadi pembalap, sopir taksi, anggota militer dll.

Namun hal tersebut mempunyai dampak positif, yaitu emansipasi wanita.

b.    Penyimpangan yang Bersifat Negatif
            Penyimpangan yang bersifat negatif merupakan penyimpangan yang cenderung mengarah pada tindakan yang dipandang rendah, berdampak buruk serta merugikan bagi pelaku dan juga masyarakat. Bobot penyimpangan negatif dapat dilihat dari norma-norma atau nilai-nilai yang telah dilanggar. Pelanggaran terhadap norma-norma kesopanan dinilai lebih ringan dibanding pelanggaran terhadap norma hukum.
Contoh penyimpangan yang bersifat negatif, membolos, pencurian, korupsi, dan sebagainya.

Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial dalam Keluarga Sekolah dan Masyarakat

Berbagai perilaku penyimpangan sosial dalam masyarakat selalu ada. Untuk menekan agar perilaku menyimpang ini tidak menjalar sebagaimana wabah, ada upaya-upaya yang dapat dilakukan sebagai pencegahan, baik itu di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Sebagaimana banyak orang berkata bahwa pencegahan lebih baik daripada mengobati.


1.    Di Lingkungan Keluarga
            Di sini perlu dukungan dari semua anggota keluarga, baik keluarga inti maupun keluarga luas. Anggota keluarga hendaknya mampu mengembangkan sikap kepedulian, kompak, serta saling memahami peran dan kedudukannya masing-masing di keluarga.
            Orang tua memegang peran utama dalam membentuk perwatakan dan membina sikap anak-anaknya. Orang tua merupakan figur utama anak yang dijadikan panutan dan tuntunan.
Orang tua hendaknya dapat melakukan beberapa hal sbb.

a.    Menciptakan suasana harmonis, perhatian, dan penuh rasa kekeluargaan.
b.    Menanamkan nilai-nilai budi pekerti, kedisiplinan, dan ketaatan beribadah.
c.    Mengembangkan hubungan yang akrab dengan anak.
d.    Selalu menghargai pendapat anak, memberikan solusi jika anak mendapat kesulitan.
e.    Memberikan teguran jika anak bersalah dan memberikan pujian jika anak berbuat baik.
f.     Memberikan tanggung jawab kepada anak sesuai tingkat usia dan pendidikannya.

2.    Di Lingkungan Sekolah

            Pendidikan di lingkungan sekolah memegang peran utama dalam mengarahkan anak agar tidak melakukan berbagai penyimpangan sosial.
Berbagai hal yang dapat dilakukan guru/pendidik:
a.    Menciptakan hubungan yang harmonis dengan setiap anak didiknya.
b.      Menanamkan nilai-nilai agama, disiplin, budi pekerti, moral.
c.        Selalu mengembangkan sikap keterbukaan, jujur, dan saling percaya.
d.      Memberi kebebasan dan mendukung siswa untuk mengembangkan potensi diri.
e.       Bersedia mendengar keluhan siswa serta mampu membantu mecari solusi

3.    Di Lingkungan Masyarakat
           
            Pengaruh lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang. Lingkungan pergaulan yang sehat dan nyaman dapat dijadikan tempat ideal untuk membentuk karakter anak yang baik. Hal-hal yang dapat dikembangkan dalam masyarakat sebagai upaya pencegahan perilaku penyimpangan social
a.    Mengembangkan kerukunan antarwarga masyarakat. Seperti rasa kepedulian, gotong royong, dan kekompakan.
b.    Membudayakan perilaku disiplin bagi warga masyarakat, misalnya disiplin dalam menghormati keputusan-keputusan bersama, seperti ronda malam, gotong royong kebersihan lingkungan dll.
c.    Mengembangkan berbagai kegiatan warga yang bersifat positif, seperti perkumpulan PKK, Karang Taruna, Pengajian, Kegiatan Kemanusiaan.


Dampak Perilaku Penyimpangan Sosial

Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang ada di masyarakat akan membawa dampak bagi pelaku maupun bagi kehidupan masyarakat pada umumnya.

1.    Dampak Penyimpangan sosial Bagi Pelaku
       Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang individu akan memberikan dampak bagi si pelaku. Berikut ini beberapa dampak tersebut.

              a.    Memberikan pengaruh psikologis atau penderitaan kejiwaan serta tekanan mental terhadap pelaku karena akan dikucilkan dari kehidupan masyarakat atau dijauhi dari pergaulan.
           b.    Dapat menghancurkan masa depan pelaku penyimpangan.
           c.    Dapat menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.
           d.    Perbuatan yang dilakukan dapat mencelakakan dirinya sendiri.

2.           Dampak Penyimpangan sosial Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat
      Perilaku penyimpangan juga membawa dampak bagi orang lain atau kehidupan masyarakat pada umumnya. Beberapa di antaranya adalah meliputi hal-hal berikut ini.

           a.    Dapat mengganggu keamanan, ketertiban dan ketidakharmonisan dalam masyarakat.
           b.    Merusak tatanan nilai, norma, dan berbagai pranata sosial yang berlaku di masyarakat.
              c.    Menimbulkan beban sosial, psikologis, dan ekonomi bagi keluarga pelaku.
           d.    Merusak unsur-unsur budaya dan unsur-unsur lain yang mengatur perilaku individu dalam kehidupan masyarakat.


3.    Dampak positif yang ditimbulkan akibat perilaku penyimpangan sosial

       Menurut pandangan umum, perilaku menyimpang dianggap merugikan masyarakat baik terhadap pelaku maupun terhadap orang lain pada umumnya adalah bersifat negatif.

       Akan tetapi, menurut Emile Durkheim, perilaku menyimpang juga memiliki kontribusi positif bagi kehidupan masyarakat.

       Beberapa kontribusi penting dari perilaku menyimpang yang bersifat positif bagi masyarakat meliputi hal-hal berikut ini.

           a.    Perilaku menyimpang memperkokoh nilai-nilai dan norma dalam masyarakat.
                 Bahwa setiap perbuatan baik merupakan lawan dari perbuatan yang tidak baik. Dapat dikatakan bahwa tidak akan ada kebaikan tanpa ada ketidak-baikan. Oleh karena itu perilaku penyimpangan diperlukan untuk semakin menguatkan moral masyarakat.

           b.    Tanggapan terhadap perilaku menyimpang akan memperjelas batas moral.
                 Dengan dikatakan seseorang berperilaku menyimpang, berarti masyarakat mengetahui kejelasan mengenai apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah.

           c.    Tanggapan terhadap perilaku menyimpang akan menumbuhkan kesatuan masyarakat.
                 Setiap ada perilaku penyimpangan masyarakat pada umumnya secara bersama-sama akan menindak para pelaku penyimpangan. Hal tersebut menegaskan bahwa ikatan moral akan mempersatukan masyarakat.

           d.    Perilaku menyimpang mendorong terjadinya perubahan sosial.
                 Para pelaku penyimpangan senantiasa menekan batas moral masyarakat, berusaha memberikan alternatif baru terhadap kondisi masyarakat dan mendorong berlangsungnya perubahan.

       Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perilaku menyimpang yang terjadi saat ini akan menjadi moralitas baru bagi masyarakat di masa depan.

sumber :

No comments:

Post a Comment