Nama :
Khadijah Qurota’ Ain
Kelas : 1IA17
NPM :
5D414326
Mata Kuliah : lmu Sosial Dasar
Dosen : Pipit Fitriyah
Perilaku Penyimpangan Sosial
Perilaku
penyimpangan (deviasi sosial) adalah semua bentuk perilaku yang tidak sesuai
dengan norma-norma sosial yang ada. Perilaku penyimpangan dapat terjadi di mana
saja, baik di keluarga maupun di masyarakat.
Menurut G. Kartasaputra, perilaku
penyimpangan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang yang tidak sesuai atau tidak menyesuaikan diri dengan
norma-norma yang berlaku di masyarakat, baik yang dilakukan secara sadar ataupun
tidak.
Penyimpangan sosial dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu dilihat berdasarkan
kadar penyimpangannya dan dilihat berdasarkan pelaku penyimpangannya.
a)
Berdasarkan Kadar Penyimpangan
1.
Penyimpangan primer
Penyimpangan primer disebut juga penyimpangan ringan.Para
pelaku penyimpangan ini umumnya tidak menyadari bahwa dirinya melakukan
penyimpangan.
Penyimpangan primer dilakukan tidak secara
terus menerus (insidental saja) dan pada umumnya tidak begitu merugikan orang
lain, misalnya mabuk saat pesta, mencoret-coret tembok tetangga, ataupun
balapan liar di jalan. Penyimpangan jenis ini bersifat sementara (temporer),
maka orang yang melakukan penyimpangan primer, masih dapat diterima oleh
masyarakat.
2.
Penyimpangan sekunder
Penyimpangan sekunder disebut juga penyimpangan berat. Umumnya
perilaku penyimpangan dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang dan terus
menerus meskipun pelakunya sudah dikenai sanksi.
Bentuk penyimpangan ini mengarah pada
tindak kriminal, seperti pembunuhan, perampokan, dan pencurian. Penyimpangan
jenis ini sangat
merugikan orang lain, sehingga pelakunya dapat dikenai sanksi hukum atau
pidana.
b)
Berdasarkan Pelaku Penyimpangan
1.
Penyimpangan individu (individual
deviation)
Penyimpangan jenis ini dilakukan secara
perorangan tanpa campur tangan orang lain.
Contohnya seorang pejabat yang korupsi,
oknum polisi yang melakukan pemerasan terhadap individu yang memiliki suatu
kasus, suami atau istri yang selingkuh, dan anak yang durhaka terhadap orang
tua.
Dilihat dari kadarnya penyimpangan
perilaku yang bersifat individual, menyebabkan pelakunya mendapat sebutan
seperti pembandel, pembangkang, pelanggar, bahkan penjahat.
2.
Penyimpangan kelompok (group
deviation)
Penyimpangan jenis ini dilakukan oleh
beberapa orang yang secara bersama-sama melakukan tindakan yang menyimpang.
Contohnya pesta narkoba yang dilakukan
kelompok satu geng, perkelahian massal yang dilakukan antarkelompok suku,
ataupun pemberontakan.
Penyimpangan kelompok biasanya sulit untuk
dikendalikan, karena kelompok - kelompok tersebut umumnya
mempunyai nilai-nilai serta kaidah-kaidah sendiri yang berlaku bagi semua
anggota kelompoknya.
Sikap
fanatik yang dimiliki setiap anggota terhadap kelompoknya menyebabkan mereka
merasa tidak melakukan perilaku yang menyimpang.
Penyimpangan kelompok lebih berbahaya
daripada penyimpangan individu.
3.
Penyimpangan campuran (mixture of
both deviation)
Penyimpangan campuran diawali dari
penyimpangan individu. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, pelaku
individu tsb dapat memengaruhi orang lain, sehingga ikut melakukan tindakan menyimpang
seperti halnya dirinya.
Contoh penyimpangan campuran adalah sindikat
narkoba, sindikat uang palsu, ataupun demonstrasi yang berkembang menjadi amuk
massa.
Dilihat
dari sifatnya, penyimpangan
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyimpangan sosial yang bersifat
positif dan yang bersifat negatif.
a.
Penyimpangan yang Bersifat Positif
Penyimpangan
yang bersifat positif merupakan suatu bentuk penyimpangan atau perilaku yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku, tetapi mempunyai
dampak positif terhadap dirinya maupun
masyarakat.
Penyimpangan
ini memberikan unsur inovatif dan kreatif sehingga dapat diterima oleh masyarakat,
meskipun caranya masih belum umum atau menyimpang dari norma yang berlaku.
Misalnya, pada masyarakat yang masih tradisional, perempuan dianggap tabu apabila turut melakukan
aktivitas atau menjalani profesi yang umum dilakukan oleh
laki-laki seperti berkarir di bidang politik, menjadi pembalap, sopir taksi,
anggota militer dll.
Namun hal tersebut mempunyai dampak positif, yaitu
emansipasi wanita.
b.
Penyimpangan yang Bersifat Negatif
Penyimpangan
yang bersifat negatif merupakan penyimpangan yang cenderung mengarah pada
tindakan yang dipandang rendah, berdampak buruk serta merugikan bagi pelaku dan
juga masyarakat. Bobot penyimpangan negatif dapat dilihat dari
norma-norma atau nilai-nilai yang telah dilanggar. Pelanggaran terhadap
norma-norma kesopanan dinilai lebih ringan dibanding pelanggaran terhadap norma
hukum.
Contoh penyimpangan yang bersifat negatif, membolos,
pencurian, korupsi, dan sebagainya.
Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial dalam Keluarga Sekolah
dan Masyarakat
Berbagai perilaku penyimpangan
sosial dalam masyarakat selalu ada. Untuk menekan agar perilaku menyimpang ini
tidak menjalar sebagaimana wabah, ada upaya-upaya yang dapat dilakukan sebagai
pencegahan, baik itu di
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Sebagaimana banyak orang berkata bahwa pencegahan lebih baik daripada mengobati.
Sebagaimana banyak orang berkata bahwa pencegahan lebih baik daripada mengobati.
1.
Di Lingkungan Keluarga
Di
sini perlu dukungan dari semua anggota keluarga, baik keluarga inti maupun
keluarga luas. Anggota keluarga hendaknya mampu mengembangkan sikap kepedulian,
kompak, serta saling memahami peran dan kedudukannya masing-masing di
keluarga.
Orang
tua memegang peran utama dalam membentuk perwatakan dan membina sikap
anak-anaknya. Orang tua merupakan figur utama anak yang dijadikan panutan
dan tuntunan.
Orang
tua hendaknya dapat melakukan beberapa hal sbb.
a.
Menciptakan suasana harmonis, perhatian, dan
penuh rasa kekeluargaan.
b.
Menanamkan nilai-nilai budi pekerti,
kedisiplinan, dan ketaatan beribadah.
c.
Mengembangkan hubungan yang akrab
dengan anak.
d.
Selalu menghargai pendapat anak,
memberikan solusi jika anak mendapat kesulitan.
e.
Memberikan teguran jika anak
bersalah dan memberikan pujian jika anak berbuat baik.
f.
Memberikan tanggung jawab kepada
anak sesuai tingkat usia dan pendidikannya.
2.
Di Lingkungan Sekolah
Pendidikan
di lingkungan sekolah memegang peran utama dalam mengarahkan anak agar tidak
melakukan berbagai penyimpangan sosial.
Berbagai hal yang dapat dilakukan guru/pendidik:
a.
Menciptakan hubungan yang harmonis
dengan setiap anak didiknya.
b.
Menanamkan nilai-nilai agama,
disiplin, budi pekerti, moral.
c.
Selalu mengembangkan sikap keterbukaan, jujur,
dan saling percaya.
d.
Memberi kebebasan dan mendukung
siswa untuk mengembangkan potensi diri.
e.
Bersedia mendengar keluhan siswa
serta mampu membantu mecari solusi
3.
Di Lingkungan Masyarakat
Pengaruh
lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang. Lingkungan
pergaulan yang sehat dan nyaman dapat dijadikan tempat ideal untuk membentuk
karakter anak yang baik. Hal-hal yang dapat dikembangkan dalam
masyarakat sebagai upaya pencegahan perilaku penyimpangan social
a.
Mengembangkan kerukunan antarwarga
masyarakat. Seperti rasa kepedulian, gotong royong, dan kekompakan.
b.
Membudayakan perilaku disiplin bagi
warga masyarakat, misalnya disiplin
dalam menghormati keputusan-keputusan bersama, seperti ronda malam, gotong royong
kebersihan lingkungan dll.
c.
Mengembangkan berbagai kegiatan
warga yang bersifat positif, seperti perkumpulan PKK, Karang Taruna, Pengajian, Kegiatan
Kemanusiaan.
Dampak Perilaku Penyimpangan Sosial
Berbagai bentuk
perilaku menyimpang yang ada di masyarakat akan membawa dampak bagi pelaku
maupun bagi kehidupan masyarakat pada umumnya.
1. Dampak
Penyimpangan
sosial Bagi Pelaku
Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh
seorang individu akan memberikan
dampak bagi si pelaku. Berikut ini beberapa dampak tersebut.
a. Memberikan
pengaruh psikologis atau penderitaan kejiwaan serta
tekanan mental terhadap pelaku karena akan dikucilkan dari kehidupan masyarakat
atau dijauhi dari pergaulan.
b. Dapat
menghancurkan masa depan pelaku penyimpangan.
c. Dapat
menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.
d. Perbuatan
yang dilakukan dapat mencelakakan dirinya sendiri.
2. Dampak
Penyimpangan
sosial Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat
Perilaku penyimpangan juga membawa dampak bagi orang lain
atau kehidupan masyarakat pada umumnya. Beberapa di antaranya adalah meliputi
hal-hal berikut ini.
b. Merusak
tatanan nilai, norma, dan berbagai pranata sosial yang berlaku di masyarakat.
c. Menimbulkan
beban sosial, psikologis, dan ekonomi bagi keluarga pelaku.
d. Merusak
unsur-unsur budaya dan unsur-unsur lain yang mengatur perilaku individu dalam
kehidupan masyarakat.
3. Dampak
positif yang
ditimbulkan akibat perilaku penyimpangan sosial
Menurut pandangan umum, perilaku menyimpang dianggap
merugikan masyarakat baik terhadap pelaku maupun terhadap
orang lain pada umumnya adalah bersifat negatif.
Akan
tetapi, menurut Emile Durkheim, perilaku
menyimpang juga memiliki kontribusi
positif bagi kehidupan masyarakat.
Beberapa kontribusi penting dari perilaku menyimpang yang
bersifat positif bagi masyarakat meliputi hal-hal berikut ini.
a. Perilaku
menyimpang memperkokoh nilai-nilai dan norma dalam masyarakat.
Bahwa setiap perbuatan baik merupakan lawan dari perbuatan
yang tidak baik. Dapat dikatakan bahwa tidak akan ada kebaikan tanpa ada
ketidak-baikan. Oleh karena itu perilaku penyimpangan diperlukan untuk semakin
menguatkan moral masyarakat.
b. Tanggapan
terhadap perilaku menyimpang akan memperjelas batas moral.
Dengan dikatakan seseorang berperilaku menyimpang, berarti
masyarakat mengetahui kejelasan mengenai apa yang dianggap benar dan apa yang
dianggap salah.
c. Tanggapan
terhadap perilaku menyimpang akan menumbuhkan kesatuan masyarakat.
Setiap ada perilaku penyimpangan masyarakat pada umumnya
secara bersama-sama akan menindak para pelaku penyimpangan. Hal tersebut
menegaskan bahwa ikatan moral akan mempersatukan masyarakat.
d. Perilaku
menyimpang mendorong terjadinya perubahan sosial.
Para pelaku penyimpangan senantiasa menekan batas moral
masyarakat, berusaha memberikan alternatif baru terhadap kondisi masyarakat dan
mendorong berlangsungnya perubahan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perilaku menyimpang yang terjadi
saat ini akan menjadi moralitas baru bagi masyarakat di masa depan.
sumber :
No comments:
Post a Comment